Tuesday, February 21, 2006

[INFO]
Ban Lokal Racing
Banderol 40% Lebih Murah

Dominasi satu merek ban, Bridgestone Battlax, bakal goyang. Enggak tanggung, ikon ban di road race ditantang produsen lokal. Padahal, ban impor sejenis seperti Michellin, Dunlop, dan IRC sudah masuk. Tapi, Battlax bertahan.

Hebatnya, tawaran menggiurkan. Banderol doyong banget, 40% lebih murah dibanding Battlax, sekitar Rp 195 ribu. Padahal, pasaran Battlax terendah Rp 325 ribu.

“Biar semua pembalap bisa pakai. Murah karena produk sendiri,” bilang Andi Hendradi, Wakil Presdir, PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI), produsen Federal dan FDR.

FDR tipe Sport XT 90/80-17 jadi andalan SRI. Rencananya April 2005 meluncur. Malah, kabarnya produsen Swallow dan IRC ikutan menyiapkan produksi ban kompetisi. Wah, Battlax dikeroyok.

FDR Sport XT sudah dijajal di pasar senggol awal Oktober di trekda Kemayoran, Jakarta. Kebetulan event disponsori SRI. Jadi, pembalap wajib pakai. “Ini tipe yang ke-10 dan akan terus dikembangkan,” beber Teguh Hartanto, Manager Marketing SRI.

Beda pabrikan FDR yang blak-blakan ke insan pasar senggol. PT Industri Karet Deli (IKD), Medan, produsen Swallow tanpa suara, ssssst tapi pasti.

Swallow Steam Pro 90/80-17 menyusup diam-diam ke pasar senggol. “Sudah dicoba Firman Farera (seeded dari Suzuki Agip Lindung Jaya-red). Riset terus jalan. Mudah-mudahan, awal Desember sudah beredar di pasaran,” terang Bahari, divisi promosi dari IKD.
Boleh murah, asal jangan murahan! Niko, Hend


BELUM PEDE

Persoalan menanti ban lokal. Bukan takut bersaing. “Tapi, keyakinan pembalap sama produk lokal. Yakin deh mereka belum pede tampil maksimal,” ujar Teguh Hartanto, Manager Marketing PT. Suryaraya Rubberindo Industries.

Pernyataan Teguh dibenarkan Ade Taruna. Pembalap tim Top One Ade Taruna sempat jajal di ajang Champ of the Champ, di trekda Kemayoran. Menurut Ade, komponen FDR lunak. “Mirip dengan Battlax,” jelasnya.

Namun, pembalap yang coba belum yakin benar kualitas ban lokal baru. “Pembalap masih ragu. Makanya, tidak bisa maksimal. Ini masalah sugesti aja,” tambah Ade.

Firman Farera, seeded Suzuki Agip Lindung Jaya juga berkesempatan jajal Swallow di trek khusus milik PT. Industri Karet Deli, Medan.
Tunggangan pakai 4-tak tune-up melibas 20 lap. “Teknik bawa aku samain kayak pakai Battlax. Traksi mirip banget. Sayang, kompon kelewat lunak. Jadinya 20 lap ban abis kemakan aspal,” bilang Firman.

Benny Djati Utomo mengkritisi. Buat pembalap bukan masalah murahnya. “Pilih mana, hemat uang Rp 100 ribu tapi catatan waktu melorot akibat kualitas ban tidak maksimal atau sebaliknya,” jelas Manager Fuchs SKF Star Motor.

Makanya, seperti Ade katakan, sebaiknya pihak pabrikan beri kesempatan pembalap buat ngetes. “Jangan sampai ban dikasih pas balapan. Ini menyangkut masalah safety,” jelasnya.

Sumber: http://www.kaskus.com/showthread.php?t=244915&page=13

No comments:

Post a Comment